Saat Anak Atau Adikmu Main iPad, Anak-Anak Bos Google dan Apple Asyik Main Tanah di Sekolah

0 komentar

Di Indonesia, mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah salah satu muatan lokal yang umum ditemui. Banyak juga sekolah yang mengizinkan murid-muridnya membawa laptop untuk kepentingan mencatat atau browsing informasi saat di kelas. Selesai sekolah, anak-anak ini pun bukannya pulang ke rumah untuk istirahat; mereka justru kembali akrab dengan iPad ataugame konsol mereka dengan alasan refreshingsetelah seharian belajar. Saking sudah umumnya, sebagian dari kita mungkin menganggap fenomena ini sah-sah saja.

Tapi tunggu! Mari sejenak jalan-jalan ke Silicon Valley, sebuah kawasan di Amerika dimana perusahaan-perusahaan teknologi top dunia berkantor. Di tempat ini terdapat fakta yang akan membuat kita berpikir ulang,

“Apakah keputusan mengenalkan komputer pada anak sejak usia dini itu tepat?”

Para petinggi Google, Apple, Yahoo, HP hinggaeBay mengirim anak-anaknya ke sekolah yang sama sekali tak punya komputer


petinggi perusahaan teknologi mengirim anak-anaknya ke sekolah tanpa komputer via galleryhip.com

Ketika sekolah-sekolah lain memasukkan komputer dalam kurikulum dan berlomba membangun sekolah digital, Waldorf School of the Peninsula justru melakukan sebaliknya. Sekolah ini dengan sengaja menjauhkan anak-anak dari perangkat komputer.

Sekolah Waldorf justru fokus pada aktivitas fisik, kreativitas, dan kemampuan ketrampilan tangan para murid. Anak-anak tak diajarkan mengenal perangkat tablet atau laptop. Mereka biasa mencatat dengan kertas dan pulpen, menggunakan jarum rajut dan lem perekat ketika membuat prakarya, hingga bermain-main dengan tanah setelah selesai pelajaran olahraga.

Guru-guru di Waldorf percaya bahwa komputer justru akan menghambat kemampuan bergerak, berpikir kreatif, berinteraksi dengan manusia, hingga kepekaan dan kemampuan anak memperhatikan pelajaran.


Para petinggi di dunia IT ini membela keputusan sekolah Waldorf untuk tak memperkenalkan komputer ke anak-anak mereka


Waldorf, mengenalkan metode belajar tanpa komputer via www.nymetroparents.com

Banyak yang menganggap bahwa kebijakan yang dibuat Waldorf itu keliru. Meski metode pembelajaran yang mereka gunakan sudah berusia lebih dari satu abad, perdebatan soal penggunaan komputer dalam proses belajar-mengajar masih terus berlanjut.
Menurut para pendidik dan orangtua murid di Sekolah Waldorf, sekolah dasar yang baik justru harus menghindarkan murid-muridnya dari komputer. Ini disetujui oleh Alan Eagle (50), yang menyekolahkan anaknya Andie di Waldorf School of the Peninsula:
“[Anak saya baik-baik saja, meskipun] tak tahu bagaimana caranya menggunakan Google. Anak saya yang lain, yang sekarang di kelas dua SMP, juga baru saja dikenalkan pada komputer,” tutur Eagle, yang bekerja untuk Google.
Eagle tak mempermasalahkan ironi antara statusnya sebagai staf ahli di Google dan kondisi anak-anaknya yang gaptek.
“Misalkan saja saya seorang sutradara yang baru menelurkan sebuah film dewasa. Meski film itu didaulat sebagai film terbaik yang pernah ada di dunia sekalipun, saya toh tak akan membiarkan anak-anak saya menonton film itu kalau umur mereka belum 17 tahun.”

Tanpa perangkat komputer atau kabel, kelas-kelas di Waldorf punya tampilan klasik dengan papan tulis dan kapur warna-warni


Waldorf punya tampilan klasik nan unik via chicagowaldorf.org

Sekolah Waldorf tampil dengan gaya ruangan kelas yang klasik. Tak banyak perangkat elektronik, layar-layar komputer, atau kabel-kabel yang menghiasi ruangan. Berhias dinding-dinding kayu, kamu hanya akan menemukan papan tulis penuh coretan kapur warna-warni. Ada rak-rak penuh berbagai jenis ensiklopedia hingga meja-meja kayu dengan tumpukan buku-buku catatan dan pensil.
Andie yang duduk di kelas 5 mendapat pelajaran membuat kaos kaki. Ketrampilan merajut dipercaya membantu anak-anak belajar memahami pola dan hitungan. Menggunakan jarum dan benang bisa mengasah kemampuan memecahkan masalah dan belajar koordinasi. Saat pelajaran bahasa di kelas 2, anak-anak akan diajak berdiri melingkar. Mereka diminta mengulang kalimat yang diucapkan guru secara bergiliran. Gilirannya ditentukan dengan melempar penghapus atau bola. Ternyata, metode belajar ini bisa jadi salah satu cara untuk mensinkronkan tubuh dan otak.
Guru kelas Andie, Cathy Waheed, mengajarkan anak-anak mengenal pecahan dengan metode yang sangat sederhana. Yup, Waheed menggunakan buah apel, kue pai, atau roti yang dipotong-potong lalu dibagikan pada murid-muridnya.


“Saya yakin dengan cara ini mereka bisa lebih mudah mengenal hitungan pecahan,” ujar Waheed, yang merupakan lulusan Ilmu Komputer dan sempat bekerja sebagai teknisi


Menurut guru-guru Waldorf, mengajarkan siswa memakai komputer tak akan membuat mereka bertambah pintar. Sampai saat ini belum ada penelitian yang bisa menjelaskan kaitan keduanya.


belum ada fakta yang mengaitkan penggunaan komputer dan prestasi siswa via www.bacwtt.org

Selain dari pengajar dan orang tua murid, para ahli pendidikan pun menegaskan:
“Penggunaan komputer di ruang kelas sebenarnya tidak ada alasan ilmiahnya. Sampai saat ini toh belum ada penelitian yang membuktikan bahwa keterampilan menggunakan komputer akan berpengaruh pada nilai tes atau prestasi mereka.”

Nah, apakah belajar hitungan pecahan dengan memotong apel atau merajut jauh lebih baik? Bagi Waldorf, pertanyaan ini sulit dibuktikan. Sebagai sekolah swasta, Waldorf tak berpedoman pada tes-tes dasar yang serupa dengan sekolah-sekolah lain. Mereka pun memang mengakui bahwa murid-muridnya tak akan dapat nilai setinggi anak-anak sekolah negeri jika diminta mengerjakan soal-soal tes umum. Bukan karena mereka bodoh, namun karena murid-murid Waldorf memang tak dijejali teori-teori matematika dasar sesuai kurikulum.

Namun, ketika diminta membuktikan efektivitas pendidikan di Waldorf,Association of Waldorf School di Amerika Utara menayangkan hasil penelitian yang tak main-main:


“94% siswa lulusan SMA Waldorf di Amerika Serikat di antara tahun 1994 sampai 2004 berhasil masuk di berbagai jurusan di kampus-kampus bergengsi seperti Oberlin, Berkeley, dan Vassar.”

Selain faktor minimnya teknologi, kualitas pengajar yang baik di Waldorf juga dinilai berpengaruh pada keberhasilan sekolah tersebut mengirim anak-anaknya ke universitas-universitas bergengsi di Amerika. Waldorf memang tak sembarangan dalam memilih guru. Selain berpendidikan tinggi, mereka harus memiliki jam terbang yang mumpuni. Wajar saja jika Waldorf kemudian berhasil mengembangkan anak didik mereka menjadi hebat dan berprestasi.

Kualitas inilah yang kemudian membuat para orangtua percaya pada metode pengajaran Waldorf. Salah satu orangtua tersebut adalah Pierre Laurent (50), pendiri startup yang sebelumnya bekerja di Intel dan Microsoft. Bahkan saking terkesannya dengan metode Waldorf, Monica Laurent, istri Pierre, bergabung menjadi guru di sekolah ini sejak tahun 2006.

Waldorf memegang filosofi bahwa belajar-mengajar bukan perkara sederhana. Ini tentang bagaimana seharusnya menjadi manusia.


belajar adalah pengalaman yang berharga via www.erziehungskunst.de
Sebenarnya menurut Waldorf, memilih menggunakan teknologi komputer atau tidak bisa jadi sifatnya subyektif atau perkara pilihan. Terserah saja, menurut kebijakan sekolah masing-masing. Namun yang harus dicatat: ketika anak sudah dibiarkan lekat dengan komputer sejak dini, bisa saja ia akan ketergantungan dan sulit melepaskan gawai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Ann Flynn — petinggi National School Boards Association yang membawahi sekolah-sekolah negeri di Amerika — tetap bersikeras bahwa pelajaran komputer itu penting. Sementara Paul Thomas, mantan guru dan profesor pendidikan yang sudah menulis lebih dari 12 buku tentang metode pendidikan publik, lebih setuju pada Waldorf. Baginya, pendekatan yang minim teknologi di dalam kelas justru sangat bermanfaat.


“Mengajar adalah pengalaman manusia. Teknologi justru bisa jadi gangguan ketika mengenal huruf dan angka, belajar hitungan, dan berpikir kritis, “ ungkap Thomas.


Keahlian di bidang IT adalah modal untuk bersaing di dunia kerja. Tapi, haruskah itu menjadi alasan untuk mengenalkan komputer pada anak sejak dini?


apakah mengenalkan komputer sejak dini itu tepat? via www.thecityschoolla.org


“Komputer itu sangat mudah. Kami di Google sengaja membuat perangkat yang ibaratnya bisa digunakan tanpa harus berpikir. Anak-anak toh tetap bisa mempelajari komputer sendiri jika usia mereka sudah dewasa.”
– Alan Eagle.

Singkatnya, Eagle menjelaskan bahwa komputer itu mudah dan bisa dipelajari lewat kursus kilat sekalipun. Jadi buat apa “membunuh” kreativitas alami anak dengan memaksa mereka mempelajari komputer sejak dini?

Bukan berarti anak-anak di Waldorf dan Silicon Valley sama sekali tak melek teknologi. Siswa-siswa kelas V di Waldorf mengaku sering menghabiskan waktu mereka dengan menonton film di rumah. Seorang siswa yang ayahnya bekerja sebagai teknisi di Apple mengaku sering diminta mencoba game baru ciptaan sang ayah. Sementara seorang murid biasa berkutat dengan flight control system di akhir pekan bersama orang tuanya.

Justru anak-anak ini sudah mendapat pengetahuan teknologi dalam porsi yang pas, mengingat kebanyakan orangtua mereka adalah penggiat industri teknologi. Berkat didikan di Waldorf, anak-anak Silicon Valley mengaku tak nyaman saat melihat orang-orang di sekitarnya sibuk dengan gadget mereka.

“Aku lebih suka menulis dengan kertas dan pulpen. Ini membuatku bisa membandingkan tulisanku saat kelas I dengan yang sekarang. Kalau aku menulis di komputer ‘kan… gaya tulisannya sama semua. Dan kalau komputermu tiba-tiba rusak atau mendadak mati listrik, pekerjaanmu jadi tak selesai ‘kan?” ungkap Finn Heilig, yang ayahnya bekerja di Google.

Sekali lagi, metode pendidikan tanpa komputer bukannya bermaksud menutup akses anak untuk mengenal teknologi. Kelak, di usia tertentu mereka tetap punya kesempatan untuk mempelajarinya. Sementara di masa kanak-kanak, mereka berhak mendapat kesempatan menjadi sebenar-benarnya anak-anak.


Sumber : hipwee

Sekolah Cuma 5 Jam, Tanpa PR & Ujian Nasional, Kenapa Pelajar di Finlandia Bisa Pintar?

0 komentar

1. Di Finlandia, Anak-Anak Baru Boleh Bersekolah Setelah Berusia 7 Tahun


beri kesempatan mereka untuk belajar dengan caranya sendiri viafreeenglishlessonplans.files.wordpress.com

Orang tua jaman sekarang pasti udah rempong kalau mikir pendidikan anak. Anaknya belum genap 3 tahun aja udah ngantri dapat pre-school bagus gara-gara takut kalau dari awal sekolahnya gak bagus, nantinya susah dapat SD, SMP, atau SMA yang bagus. Di Finlandia tidak ada kekhawatiran seperti itu. Bahkan menurut hukum, anak-anak baru boleh mulai bersekolah ketika berumur 7 tahun.

Awal yang lebih telat jika dibandingkan negara-negara lain itu justru berasal dari pertimbangan mendalam terhadap kesiapan mental anak-anak untuk belajar. Mereka juga meyakini keutamaan bermain dalam belajar, berimajinasi, dan menemukan jawaban sendiri. Anak-anak di usia dini justru didorong untuk lebih banyak bermain dan bersosialisasi dengan teman sebaya. Bahkan penilaian tugas tidak diberikan hingga mereka kelas 4 SD. Hingga jenjang SMA pun, permainan interaktif masih mendominasi metode pembelajaran.

Pelajar di Finlandia sudah terbiasa menemukan sendiri cara pembelajaran yang paling efektif bagi mereka, jadi nantinya mereka tidak harus merasa terpaksa untuk belajar. Maka dari itu meskipun mulai telat, tapi pelajar umur 15 di Finlandia justru berhasil mengungguli pelajar lain dari seluruh dunia dalam tes internasional Programme for International Student Assessment (PISA). Itu membuktikan faedah dan efektifitas sistem pendidikan di Finlandia.


2. Cara Belajar Ala Finlandia: 45 Menit Belajar, 15 Menit Istirahat


Cara belajar ala FInlandia: banyak istirahat! via edudemic.com

Tahukah kamu bahwa untuk setiap 45 menit siswa di Finlandia belajar, mereka berhak mendapatkan rehat selama 15 menit? Orang-orang Finlandia meyakini bahwa kemampuan terbaik siswa untuk menyerap ilmu baru yang diajarkan justru akan datang, jika mereka memilliki kesempatan mengistirahatkan otak dan membangun fokus baru. Mereka juga jadi lebih produktif di jam-jam belajar karena mengerti bahwa toh sebentar lagi mereka akan dapat kembali bermain.

Di samping meningkatkan kemampuan fokus di atas, memiliki jam istirahat yang lebih panjang di sekolah juga sebenarnya memiliki manfaat kesehatan. Mereka jadi lebih aktif bergerak dan bermain, tidak hanya duduk di kelas. Bagus juga kan jika tidak membiasakan anak-anak dari kecil untuk terlalu banyak duduk.


3. Semua Sekolah Negeri Di Finlandia Bebas Dari Biaya. Sekolah Swasta pun Diatur Secara Ketat Agar Tetap Terjangkau


Gak mungkin konsen belajar kalau perut kosong. Finlandia adalah negara pertama dengan program makan siang gratis untuk semua siswa

Satu lagi faktor yang membuat orang tua di Finlandia gak usah pusing-pusing milih sekolah yang bagus untuk anaknya, karena semua sekolah di Finland itu sama bagusnya. Dan yang lebih penting lagi, sama gratisnya. Sistem pendidikan di Finlandia dibangun atas dasar kesetaraan. Bukan memberi subsidi pada mereka yang membutuhkan, tapi menyediakan pendidikan gratis dan berkualitas untuk semua.

Reformasi pendidikan yang dimulai pada tahun 1970-an tersebut merancang sistem kepercayaan yang meniadakan evaluasi atau ranking sekolah sehingga antara sekolah gak perlu merasa berkompetisi. Sekolah swasta pun diatur dengan peraturan ketat untuk tidak membebankan biaya tinggi kepada siswa. Saking bagusnya sekolah-sekolah negeri di sana, hanya terdapat segelintir sekolah swasta yang biasanya juga berdiri karena basis agama.

Tidak berhenti dengan biaya pendidikan gratis, pemerintah Finlandia juga menyediakan fasilitas pendukung proses pembelajaran seperti makan siang, biaya kesehatan, dan angkutan sekolah secara cuma-cuma. Memang sih sistem seperti ini mungkin berjalan karena kemapanan perekonomian Finlandia. Tapi jika memahami sentralnya peran pendidikan dalam membentuk masa depan bangsa, seharusnya semua negara juga berinvestasi besar untuk pendidikan. Asal gak akhirnya dikorupsi aja sih.


4. Semua Guru Di Finlandia Dibiayai Pemerintah Untuk Meraih Gelar Master. Gaji Mereka Juga Termasuk Dalam Jajaran Pendapatan Paling Tinggi di Finlandia.


Profesional S2 yang dibayar tinggi via i.dell.com

Disamping kesetaraan fasilitas dan sokongan dana yang mengucur dari pemerintah, penopang utama dari kualitas merata yang ditemukan di semua sekolah di Finlandia adalah mutu guru-gurunya yang setinggi langit. Guru adalah salah satu pekerjaan paling bergengsi di Finlandia. Pendapatan guru di Finlandia pun lebih dari dua kali lipat dari guru di Amerika Serikat.Tidak peduli jenjang SD atau SMA, semua guru di Finlandia diwajibkan memegang gelar master yang disubsidi penuh oleh pemerintah dan memiliki tesis yang sudah dipublikasi.

Finlandia memahami bahwa guru adalah orang yang paling berpengaruh dalam meningkatkan mutu pendidikan generasi masa depannya. Maka dari itu, Finlandia berinvestasi besar-besaran untuk meningkatkan mutu tenaga pengajarnya. Tidak saja kualitas, pemerintah Finlandia juga memastikan ada cukup guru untuk pembelajaran intensif yang optimal. Ada 1 guru untuk 12 siswa di Finlandia, rasio yang jauh lebih tinggi daripada negara-negara lain. Jadi guru bisa memberikan perhatian khusus untuk tiap anak, gak cuma berdiri di depan kelas.

Jika Indonesia ingin semaju Finlandia dalam urusan pendidikan, guru-guru kita selayaknya juga harus mendapatkan sokongan sebagus ini. Kalau perhatian kita ke guru kurang, kenapa kita menuntut mereka harus memberikan yang terbaik dalam proses pembelajaran? Tidak adil ‘kan?


5. Guru Dianggap Paling Tahu Bagaimana Cara Mengevaluasi Murid-Muridnya. Karena Itu, Ujian Nasional Tidaklah Perlu.


Guru yang selalu mendampingi tahu yang dibutuhkan siswanya via itec.aalto.fi

Kredibilitas dan mutu tenaga pengajar yang tinggi memungkinkan pemerintah menyerahkan tanggung jawab membentuk kurikulum dan evaluasi pembelajaran langsung kepada mereka. Hanya terdapat garis pedoman nasional longgar yang harus diikuti. Ujian nasional pun tidak diperlukan. Pemerintah meyakini bahwa guru adalah orang yang paling mengerti kurikulum dan cara penilaian terbaik yang paling sesuai dengan siswa-siswa mereka.

Diversitas siswa seperti keberagaman tingkatan sosial atau latar belakang kultur biasanya jadi tantangan sendiri dalam menyeleraskan mutu pendidikan. Bisa jadi gara-gara fleksibilitas dalam sistem pendidikan Finlandia itu, semua diversitas justru bisa difasilitasi. Jadi dengan caranya sendiri-sendiri, siswa-siswa yang berbeda ini bisa mengembangkan potensinya secara maksimal.


6. Siswa SD-SMP di Finlandia Cuma Sekolah 4-5 Jam/hari. Buat Siswa SMP dan SMA, Sistem Pendidikan Mereka Sudah Seperti Di Bangku Kuliah


Belajar karena pingin pasti hasilnya lebih efektif via i.huffpost.com

Tidak hanya jam istirahat yang lebih panjang, jam sekolah di Finlandia juga relatif lebih pendek dibandingkan negara-negara lain. Siswa-siswa SD di Finlandia kebanyakan hanya berada di sekolah selama 4-5 jam per hari. Siswa SMP dan SMA pun mengikuti sistem layaknya kuliah. Mereka hanya akan datang pada jadwal pelajaran yang mereka pilih. Mereka tidak datang merasa terpaksa tapi karena pilihan mereka.

Pendeknya jam belajar justru mendorong mereka untuk lebih produktif. Biasanya pada awal semester, guru-guru justru menyuruh mereka untuk menentukan target atau aktivitas pembelajaran sendiri. Jadi ketika masuk kelas, mereka tidak sekedar tahu dan siap tapi juga tidak sabar untuk memulai proyeknya sendiri.


7. Gak Ada Sistem Ranking di Sekolah. Finlandia Percaya Bahwa Semua Murid Itu Seharusnya Ranking 1


Gak ada yang putus sekolah via www.trigger-proof.com

Upaya pemerintah meningkatkan mutu sekolah dan guru secara seragam di Finlandia pada akhirnya berujung pada harapan bahwa semua siswa di Finlandia dapat jadi pintar. Tanpa terkecuali. Maka dari itu, mereka tidak mempercayai sistem ranking atau kompetisi yang pada akhirnya hanya akan menghasilkan ‘sejumlah siswa pintar’ dan ‘sejumlah siswa bodoh’.

Walaupun ada bantuan khusus untuk siswa yang merasa butuh, tapi mereka tetap ditempatkan dalam kelas dan program yang sama. Tidak ada juga program akselerasi. Pembelajaran di sekolah berlangsung secara kolaboratif. Bahkan anak dari kelas-kelas berbeda pun sering bertemu untuk kelas campuran. Strategi itu terbukti berhasil karena saat ini Finlandia adalah negara dengan kesenjangan pendidikan terkecil di dunia.


Sumber : hipwee

Desain grafis

0 komentar

Desain grafis

Desain grafis atau Graphic Design. Kata grafis menurut etimologi adalah berasal dari kata graphic (bahasa Inggris) yang berasal dari bahasa Latin graphe (yang diadopsi kata Yunani graphos), yang berarti menulis, menggores atau menggambar di atas batu.
Desain sendiri merupakan proses pemikiran dan perasaan yang akan menciptakan sesuatu, dengan menggabungkan fakta, konstruksi, fungsi dan estetika untuk memenuhi kebutuhan manusia atau Desain grafis juga bias diartikan suatu konsep pemecahan masalah rupa, warna, bahan, teknik, biaya, guna dan pemakaian yang diungkapkan dalam gambar dan bentuk.

Dalam desain grafis masalahnya mencakup berbagai bidang seperti teknik perencanaan gambar, bentuk, simbol, huruf, fotografi dan proses cetak disertai pula dengan pengetahuan tentang bahan dan biaya. Biasanya Desain grafis biasanya diterapkan untuk media-media statis, seperti buku, majalah, dan brosur tetapi sejalan dengan perkembangan zaman, desain grafis juga diterapkan dalam media elektronik, yang sering kali disebut sebagai desain interaktif atau desain multimedia.

Tujuan desain grafis selain menciptakan desain atau perencanaan fungsional estetis, namun juga yang informatif dan komunikatif dengan masyarakat yang dilengkapi pula dengan pemahaman mengenai psikologi massa dan teori-teori pemasaran, sehingga karya-karya desain grafis ini bisa merupakan alat promosi yang ampuh.

Dari sinilah Desain grafis juga seperti jenis desain lainnya merujuk kepada proses pembuatan, metoda merancang, produk yang dihasilkan (rancangan), atau pun disiplin ilmu yang digunakan (desain).

Orang yang berkarya di bidang desain grafis maka disebut sebagai desainer grafis (graphic designer), namun anehnya orang yang bekerja di bidang desain komunikasivisual, sangat jarang sekali disebut sebagai desainer komunikasi visual. Biasanya sebutan yang diberikan tetap saja desainer grafis.

Saat ini Desain Grafis menggunakan piranti Software antara lain:
Desktop publishing:Adobe Photoshop, Adobe Illustrator, Adobe Indesign, Coreldraw, GIMP, Inkscape, Macromedia Freehand

Arti Warna dalam Desain Grafis

Dalam bisnis non-internet atau bisnis internet, pemilihan warna juga punya peran. Warna-warna memiliki peran dalam menciptakan suasana pembelian, pemerkuat image produk, serta peningkatan citra bisnis anda. Dalam feng shui, warna adalah getaran. Getaran itu selalu kita respon, secara sadar maupun tidak. Warna memengaruhi kenyamanan lingkungan dan mood. Warna yang kita kenakan sehari-hari memengaruhi pandangan orang lain terhadap kita.

Coba perhatikan misal hampir semua bisnis makanan seperti KFC, MC Donald, Pizza hut, boleh dikata semuanya menggunakan warna merah. Mengapa demikian? Konon, warna merah itu menambah nafsu makan. Sehingga orang punya warna kesukaan para pebisnis banyak menggunakan warna merah dalam bisnis makanan. Saya pun yakin, setiap masing-masing. Itu menunjukkan bahwa ada hubungan antara warna dengan manusia. Seperti halnya mungkin ketika kita memilih warna busana seperti disampaikan Mbak Sari. Kekuatan warna bisa mempengaruhi sisi emosional kita.

Kuning
Respon Psikologi: Optimis, Harapan, Filosofi, Ketidak jujuran, Pengecut (untuk budaya Barat), pengkhianatan, pencerahan dan intelektualitas. Kuning adalah warna keramat dalam agama Hindu. Kuning adalah warna yang hangat. Cukup menarik perhatian dan sangat baik jika dijadikan background untuk teks hitam karena akan lebih mencolok terlihat.



Oranye
Respon Psikologi: Energy, Keseimbangan, Kehangantan. Menekankan sebuah produk yang tidak mahal.


Merah
Respon Psikologi: Power, energi, kehangatan, cinta, nafsu, agresi, bahaya, berpendirian, dinamis, dan percaya diri
Warna Merah kadang berubah arti jika dikombinasikan dengan warna lain. Merah dikombinakan dengan Hijau, maka akan menjadi simbol Natal. Merah jika dikombinasikan denga Putih, akan mempunyai arti ‘bahagia’ di budaya Oriental. Bisa berarti berani dan semangat yang berkobar-kobar. Singkatnya secara umum berhubungan dengan perasaan yang meledak-ledak. Warna merah mudah menarik perhatian dan meningkatkan nafsu. Karena itu seperti saya katakan tadi, bisnis makanan banyak menggunakan warna dominan merah karena ini dipercaya dapat meningkatkan nafsu makan pembeli, lihat saja warna pizza hut, McD, KFC yang juga ada merahnya.
Atau kalau untuk teks, warna merah pasti akan lebih menarik perhatian dibanding warna lain. Namun jika untuk background dengan teks hitam, akan membuat mata cepat lelah.



Biru
Respon Psikologi: Kepercayaan, Konservatif, Keamanan, Tehnologi, Kebersihan, Keteraturan, Damai, menyejukkan, spiritualitas, kontemplasi, misteri, dan kesabaran.
Banyak digunakan sebagai warna pada logo Bank di Amerika Serikat untuk memberikan kesan tenang, terpercaya, ilmu dan wawasan. Warna ini sangat baik untuk menumbuhkan loyalitas konsumen. Bank-bank banyak menggunakan warna biru sebagai warna dominannya, demikian juga pendidikan.


Hijau
Respon Psikologi: Alami, Sehat, Keberuntungan, Pembaharuan, pertumbuhan, kesuburan, harmoni, optimisme, kebebasan, dan keseimbangan
Warna Hijau tidak terlalu ’sukses’ untuk ukuran Global. Di Cina dan Perancis, kemasan dengan warna Hijau tidak begitu mendapat sambutan. Tetapi di Timur Tengah, warna Hijau sangat disukai. Banyak produk yang menekankan kealamian produk menggunakan warna ini sebagai pilihan. Untuk perusahaan-perusahaan yang berhubungan dengan eksplorasi alam, warna hijau banyak dipakai untuk menegaskan bahwa perusahannya berwawasan lingkungan. Warna ini termasuk yang sedang ngetren dan akan banyak dipakai khususnya dengan kampanye yang berhubungan dengan lingkungan. Kemasan deterjen juga tidak sedikit yang menggunakan warna hijau.



Ungu atau Jingga
Respon Psikologi: Spiritual, Misteri, Kebangsawanan, Transformasi, Kekasaran, Keangkuhan, Ramah, Romantis, dan Mandiri.
Warna Ungu sangat jarang ditemui di alam. Ungu adalah capuran warna merah dan biru. Menggambarkan sikap ‘gempuran’ keras yang dilambangkan dengan warna biru. Perpaduan antara keintiman dan erotis atau menjurus ke pengertian yang dalam dan peka. Bersifat kurang teliti namun penuh harapan.



Coklat
Respon Psikologi: Tanah/Bumi, Reliability, Comfort, Daya Tahan, Stabilitas, Bobot, Kestabilan dan Keanggunan.
Kemasan makanan di Amerika sering memakai warna Coklat dan sangat sukses, tetapi di Kolumbia, warna Coklat untuk kemasan kurang begitu membawa hasil.



Hitam
Respon Psikologi: Ketakutan, Power, Kecanggihan, Kematian, Misteri, Seksualitas, Kesedihan, Keanggunan, dan Independen, Berwibawa, Penyendiri, Disiplin, dan Berkemauan keras.
Melambangkan kematian dan kesedihan di budaya Barat. Sebagai warna Kemasan, Hitam melambangakan Keanggunan (Elegance), Kemakmuran (Wealth) dan Kecanggihan (Sopiscated). Menunjukkan hal yang tegas, elegan, dan eksklusif. Juga bisa mengandung makna rahasia. Seperti ketika saya memilih warna dominan hitam pada Rahasia Blogging.warnatersebut sangat mendukung kata “rahasia” yang ingin saya tekankan.
Kalau untuk warna mobil, biasanya mobil berwarna hitam lebih mahal daripada mobil berwarna lain.



Putih
Warna suci dan bersih, natural, kosong, tak berwarna, netral, awal baru, kemurnian dan kesucian
Warna yang sangat bisa dipadukan dengan warna apapun. Warna putih di situs web banyak dipakai sebagai warna background teks hitam. Sebab pengunjung akan lebih mudah untuk membacanya.


Abu Abu
Respon Psikologi: Intelek, Masa Depan (kayak warna Milenium), Kesederhanaan, Kesedihan.

Kesimpulan
Warna sebagai termasuk dalam ranah nirmana. Terkadang pemakaian warna sangat membantu dalam pemilihan font dalam typografi. Kemampuan penguasaan budaya dan warna sangat berpengaruh dalam menentukan sebuah warna dalam pemakaian ke dalam produk desain, oleh karenanya penguasan warna merupakan syarat penting untuk desainer pemula. Meski demikian, arti warna bisa bergantung juga dengan bidang tertentu, budaya, agama, dan adat setempat.
Tipografi

Tipografi atau bahasa Inggeris Typography (berasal dari kata bahasa Greek typos = bentuk dan graphein = menulis) merupakan teknik dan seni mengatur huruf menggunakan gabungan bentuk huruf cetak, saiz fon, ketebalan garis, garis pandu (line leading), jarak aksara, dan ruang huruf untuk menghasilkan hasil seni aturan huruf dalam bentuk fizikal atau digital. Matlamat utama tipografi adalah mengatur teks (isi) dalam bentuk yang mudah dibaca dan menarik dipandang.

Tipografi dihasilkan melalui pengatur huruf, jurutipografi, artis grafik, pengarah seni dan pekerja perkeranian. Ia pernah merupakan pekerjaan khusus, tetapi penggunaan komputer telah membuka ruang bagi pengguna biasa dan pereka visual generasi baru.



Tipografi merupakan representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan properti visual yang pokok dan efektif. Hadirnya tipografi dalam sebuah media terpan visual merupakan faktor yang membedakan antara desain grafis dan media ekspresi visual lain seperti lukisan. Lewat kandungan nilai fungsional dan nilai estetiknya, huruf memiliki potensi untuk menterjemahkan atmosfir-atmosfiryang tersirat dalam sebuah komunikasi verbal yang dituangkan melalui abstraksi bentuk-bentuk visual.

Pada dasarnya huruf memiliki energi yang dapat mengaktifkan gerak mata. Energi ini dapat dimanfaatkan secara positif apabila dalam penggunaannya senantiasa diperhatikan kaidah-kaidah estetika, kenyamanan keterbacaannya, sertainteraksi huruf terhadap ruang dan elemen-elemenvisual di sekitarnya.

Perjalanan desain dan gaya huruf latin mulai diterapkan pada awal masa kejayaan kerajaan ROMAWI. Kejayaan kerajaan Romawi di abad pertamayang berhasil menaklukkan Yunani, membawa peradaban baru dalam sejarah Barat dengan diadaptasikannya kesusasteraan, kesenian, agama, serta alfabet Latinyang dibawa dari Yunani. Pada awalnya alfabet Latin hanya terdiri dari 21 huruf : A, B, C, D, E, F, G, H, I, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, V, dan X, kemudian huruf Y dan Z ditambahkan dalam alfabet Latin untuk mengakomodasi katayang berasal dari bahasa Yunani. Tiga huruf tambahan J, U dan W dimasukkan pada abad pertengahan sehingga jumlah keseluruhan alfabet Latin menjadi 26.

Kemajuan teknologi selanjutnya terjadi pada tahun 1984 ketika Adobe Systems merilis PostScript Font dan di tahun 1991 Apple Computer dan Microsoft Corporations mengeluarkan TrueType Font. Postscript Font dan TrueType Font adalah huruf elektronik atauyang disebut font. Huruf digital sesungguhnya berupa bahasa komputer yang berfungsi menerjemahkan kode-kode untuk menghasilkan tampilan bentuk huruf yang sempurna baik di layar monitor amupun pada saat pencetakan. Saat ini dapat ditemukan bergam jenis huruf digital yang digunakan dalam program komputer.

Anatomi Huruf

Setiap bentuk huruf dalam sebuah alfabet memiliki keunikan fisik yang menyebabkan mata kita dapat membedakan antara huruf ‘m’ dengan ‘p’ atau ‘C’ dengan ‘Q’. Keunikan ini disebabkan oleh cara mata kita melihat korelasi antara komponenvisual yang satu dengan yang lain. Sekelompok pakar psikologi dari Jerman dan Austria pada tahun 1900 memformulasikan sebuah teori yang dikenal dengan teori Gestalt. Teori ini berbasis pada ‘pattern seeking’ dalam perilaku manusia. Setiap bagian dari sebuah gamabar dapat dianalsisi dan dievaluasi sebagai komponen yang berbeda. Salah satu hukum persepsi dan teori ini membuktikan bahwa untuk mengenal atau ‘membaca’ sebuah gambar diperluakan adanya kontras atara ruang positifyang disebut dengan figure dan ruang negatis yang

Jenis – jenis Huruf

Berikut ini beberapa jenis huruf berdasarkan klasifikasi yang dilakukan oleh James Craig antara lain sbb :
Roman, Ciri dari huruf ini adalah memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Huruf Roman memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis-garis hurufnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai dan feminin.
Egyptian Adalah jenis huruf yang memiliki ciri kaki/sirip/serif yang berbentuk persegi seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulakn adalah kokh, kuat, kekar dan stabil.
Sans Serif adalah tanpa sirip/serif, jadi huruf jenis ini tidak memiliki sirip pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer dan efisien.
ScriptHuruf Script menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifast pribadi dan akrab.
MiscellaneousHuruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental.

Dalam pemilihan jenis huruf, yang senantiasa harus diperhatikan adalah karakter produk yang akan ditonjolkan dan juga karakter segmen pasarnya. Seperti misalnya pada produk minyak wangi untuk wanita jarang yang menggunakan jenis huruf Egyptian karena berkesan kuat dan keras dan biasanya mempergunakan jenis huruf Roman yang bernuansa klasik dan lembut sehingga cocok dengan karakter minyak wangi dan wanita.
Software Untuk Desain Grafis

Banyak jalan menuju pencapaian hasil grafis yang bagus. Baik itu teknik, bidang, jenis, warna dan software. Para desainer dunia tidak mempunyai patokan dasar dalam cara menghasilkan grafis yang bagus, yang ada adalah patokan hasil grafis yang baik dan sesuai dengan kaidah. Ada pula sebagian lainnya tanpa melalui kaidah-kaidah ini dan tetap saja hasilnya bagus. Sekarang waktunya kita berali untuk membahas apa sajasoftware yang bisa digunakan dalam desain grafis.

PROGRAM PENGOLAH GRAFIK/GRAFIS

Oleh karena desain grafis dibagi menjadi beberapa kategori maka sarana untuk mengolah pun berbeda-beda, bergantung pada kebutuhan dan tujuan pembuatan karya.

1. Aplikasi Pengolah Tata Letak (Layout)
Program ini sering digunakan untuk keperluan pembuatan brosur, pamflet, booklet, poster, dan lain yang sejenis. Program ini mampu mengatur penempatan teks dan gambar yang diambil dari program lain (seperti Adobe Photoshop). Yang termasuk dalam kelompok ini adalah:
– Adobe FrameMaker
– Adobe In Design
– Adobe PageMaker
– Corel Ventura
– Microsoft Publisher
– Quark Xpress

2. Aplikasi Pengolah Vektor/Garis
Program yang termasuk dalam kelompok ini dapat digunakan untuk membuat gambar dalam bentuk vektor/garis sehingga sering disebut sebagai IllustratorProgram. Seluruh objek yang dihasilkan berupa kombinasi beberapa garis, baik berupa garis lurus maupun lengkung. Aplikasi yang termasuk dalam kelompok ini adalah:
– Adobe Illustrator
– Beneba Canvas
– CorelDraw
– Macromedia Freehand
– Metacreations Expression
– Micrografx Designer

3. Aplikasi Pengolah Pixel/Gambar
Program yang termasuk dalam kelompok ini dapat dimanfaatkan untuk mengolah gambar/manipulasi foto (photo retouching). Semu objek yang diolah dalam progam-program tersebut dianggap sebagai kombinasi beberapa titik/pixel yang memiliki kerapatan dan warna tertentu, misalnya, foto. Gambar dalam foto terbentuk dari beberapa kumpulan pixel yang memiliki kerapatan dan warna tertentu. Meskipun begitu, program yang termasuk dalam kelompok ini dapat juga mengolah teks dan garis, akan tetapi dianggap sebagai kumpulan pixel. Objek yang diimpor dari program pengolah vektor/garis, setelah diolah dengan program pengolah pixel/titik secara otomatis akan dikonversikan menjadi bentuk pixel/titik. Yang termasuk dalam aplikasi ini adalah:
– Adobe Photoshop
– Corel Photo Paint
– Macromedia Xres
– Metacreations Painter
– Metacreations Live Picture
– Micrografx Picture Publisher
– Microsoft Photo Editor
– QFX
– Wright Image
– Pixelmator
– Manga studio
– Gimp

4. Aplikasi Pengolah Film/Video
Program yang termasuk dalam kelompok ini dapat dimanfaatkan untuk mengolah film dalam berbagai macam format. Pemberian judul teks (seperti karaoke, teks terjemahan, dll) juga dapat diolah menggunakanprogram ini. Umumnya, pemberian efek khusus (special effect) seperti suara ledakan, desingan peluru, ombak, dan lain-lain juga dapat dibuat menggunakan aplikasi ini.Yang termasuk dalam kategori ini adalah:
– Adobe After Effect
– Power Director
– Show Biz DVD
– Ulead Video Studio
– Element Premier
– Easy Media Creator
– Pinnacle Studio Plus
– WinDVD Creater
– Nero Ultra Edition
– Camtasia

5. Aplikasi Pengolah Multimedia
Program yang termasuk dalam kelompok ini biasanya digunakan untuk membuat sebuah karya dalam bentuk Multimedia berisi promosi, profil perusahaan, maupunyang sejenisnya dan dikemas dalam bentuk CD maupun DVD. Multimedia tersebut dapat berisi film/movie, animasi, teks, gambar, dan suarayang dirancan sedemikian rupa sehingga pesan yang disampaikan lebih interktif dan menarik. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah:
– Macromedia
– Macromedia Authorware
– Macromedia Director
– Macromedia Flash
– Multimedia Builder
– Ezedia
– Hyper Studio
– Ovation Studio Pro

6. Pengolah 3 dimensi
– Xara 3D
– 3Ds Max
– Houdini
– Lightware
– Blender
– Pixar
– Maya
– Poser
– AutoCad

Dan berbagai macam program lainnya yang dewasa ini selalu berkembang trus dengan memberikan kemudahan-kemudahan untuk para penggunanya.


Color Theory For Designers, Part 2: Understanding Concepts And Terminology

0 komentar

If you’re going to use color effectively in your designs, you’ll need to know some color concepts and color theory terminology. A thorough working knowledge of concepts like chroma, value and saturation is key to creating your own awesome color schemes. In Part 1: The Meaning of Color of our color theory series, we covered the meanings of different colors. Here, we’ll go over the basics of what affects a given color, such as adding gray, white or black to the pure hue, and its effect on a design, with examples of course.
Hue

Hue is the most basic of color terms and basically denotes an object’s color. When we say “blue,” “green” or “red,” we’re talking about hue. The hues you use in your designsconvey important messages to your website’s visitors. Read part 1 of this article for the meanings conveyed by various hues.
EXAMPLES


The primary hue of the background and some of the typography on the Happy Twitmas website is bright red.


Using a lot of pure hues together can add a fun and playful look to a design, as done in the header and elsewhere on this website.


Pure red is a very popular hue in Web design.


Mix uses a number of pure hues in its header and logo.


Green in its purer forms is seen less often and so stands out more than some other colors.
Chroma

Chroma refers to the purity of a color. A hue with high chroma has no black, white or gray in it. Adding white, black or gray reduces its chroma. It’s similar to saturation but not quite the same. Chroma can be thought of as the brightness of a color in comparison to white.

In design, avoid using hues that have a very similar chroma. Opt instead for hues with chromas that are the same or a few steps away from each other.
EXAMPLES


Cyan has a high chroma and so really stands out against black and white.


Another website with a high chroma blue, though it includes some tints and shades with somewhat lower chromas.


Combining high and low saturation in the same hue can make for a sophisticated and elegant design.


Colors with very high chroma are best used in moderation, as done here.


Differences in chroma can make for a visually pleasing gradient.
Saturation

Saturation refers to how a hue appears under particular lighting conditions. Think of saturation in terms of weak vs. strong or pale vs. pure hues.

In design, colors with similar saturation levels make for more cohesive-looking designs. As with chroma, colors with similar but not identical saturations can have a jarring effect on visitors.
EXAMPLES


The saturation levels of many of the different hues used here are similar, adding a sense of unity to the overall design.


Combining colors with similar muted saturation levels creates a soft design, which is emphasized by the watercolor effects.


Hues with lower saturation levels aren’t necessarily lighter, as shown here.


An excellent example of how using a hue with a high saturation against a background with low saturation can make the former really stand out.


Aother example of how low saturation colors make nearby high saturation colors really stand out.
Value

Value could also be called “lightness.” It refers to how light or dark a color is. Ligher colors have higher values. For example, orange has a higher value than navy blue or dark purple. Black has the lowest value of any hue, and white the highest.

When applying color values to your designs, favor colors with different values, especially ones with high chroma. High contrast values generally result in more aesthetically pleasing designs.
EXAMPLES


The high value of the yellow used here really stands out against the lower-value black and gray.


This website combines blue hues with two different values. Because the different values have enough contrast, the overall look is visually appealing.


Combining colors with similar values makes for an energetic and lively background (which is enhanced by the design itself).


The red here has a lower value than the light blue, which itself has a lower value than the white.


The human eye can pick up differences in value even among such similar hues.
Tones

Tones are created when gray is added to a hue. Tones are generally duller or softer-looking than pure hues.

Tones are sometimes easier to use in designs. Tones with more gray can lend a certain vintage feel to websites. Depending on the hues, they can also add a sophisticated or elegant look.
EXAMPLES


Tones can give websites a sophisticated look while adding some vintage and antique flair.


This website combines blues in a variety of tones, shades and tints.


Tones can be intensified by adding gray around them, as done here.


The tones used in the navigation and background design here give this website a vintage, hand-made feel.


A great example of how a pure hue can really stand out against a background of tones.


Some colors that we might consider gray are actually tones of other colors. In this case, the background is a blue tone but with a lot of gray added.
Shades

A shade is created when black is added to a hue, making it darker. The word is often incorrectly used to describe tint or tone, but shade only applies to hues made darker by the addition of black.

In design, very dark shades are sometimes used instead of black and can serve as neutrals. Combining shades with tints is best to avoid too dark and heavy a look.
EXAMPLES


Jonathan Moore’s website has a variety of different shades of purple in the background (and a couple of tints in other parts).


Using different shades together works well, as long as sufficient contrast between them is maintained.


An effective combination of shades and tints, particularly in the header.


Another background design that has shades (and a few tints) in a textured gradient.


Combining shades within textures adds interest to this website.
Tints

A tint is formed when white is added to a hue, lightening it. Very light tints are sometimes called pastels, but any pure hue with white added to it is a tint.

Tints are often used to create feminine or lighter designs. Pastel tints are especially used to make designs more feminine. They also work well in vintage designs and are popular on websites targeted at parents of babies and toddlers.
EXAMPLES


Caio Cardoso’s website has a variety of green tints in the background and in other elements.


The blue tint on Fernando Silanes’s website creates a soft and sophisticated look.


Blue tints are popular for sky and nature motifs.


Tints are also popular in watercolor-based designs.


Tints combined together make for a sophisticated gradient.
Conclusion

While you don’t necessarily have to remember all of these technical terms, you should be familiar with the actual concepts, especially if you want to master part 3 of this series (in which we create our own color schemes). To that end, here’s a cheat sheet to jog your memory:
Hue is color (blue, green, red, etc.).
Chroma is the purity of a color (a high chroma has no added black, white or gray).
Saturation refers to how strong or weak a color is (high saturation being strong).
Value refers to how light or dark a color is (light having a high value).
Tones are created by adding gray to a color, making it duller than the original.
Shades are created by adding black to a color, making it darker than the original.
Tints are created by adding white to a color, making it lighter than the original.
Further Resources
Glossary of Color Terms
An excellent reference from Color Cube.
Design Tip: Saturate Your Colors
An older article, but still has some valuable information.
Elements of Design: Value and Color
An excellent lesson in color from the University of Saskatchewan.
Color
An article from Design Notes about color and how we perceive it.


http://www.smashingmagazine.com/2010/02/02/color-theory-for-designers-part-2-understanding-concepts-and-terminology/

Color Theory for Designers, Part 1: The Meaning of Color

0 komentar



Color in design is very subjective. What evokes one reaction in one person may evoke a very different reaction in somone else. Sometimes this is due to personal preference, and other times due to cultural background. Color theory is a science in itself. Studying how colors affect different people, either individually or as a group, is something some people build their careers on. And there’s a lot to it. Something as simple as changing the exact hue or saturation of a color can evoke a completely different feeling. Cultural differences mean that something that’s happy and uplifting in one country can be depressing in another.



This is the first in a three-part series on color theory. Here we’ll discuss the meanings behind the different color families, and give some examples of how these colors are used (with a bit of analysis for each). In Part 2 we’ll talk about how hue, chroma, value, saturation, tones, tints and shades affect the way we perceive colors. And in Part 3 we’ll discuss how to create effective color palettes for your own designs.
Warm Colors



Warm colors include red, orange, and yellow, and variations of those three colors. These are the colors of fire, of fall leaves, and of sunsets and sunrises, and are generally energizing, passionate, and positive.

Red and yellow are both primary colors, with orange falling in the middle, which means warm colors are all truly warm and aren’t created by combining a warm color with a cool color. Use warm colors in your designs to reflect passion, happiness, enthusiasm, and energy.
RED (PRIMARY COLOR)



Red is a very hot color. It’s associated with fire, violence, and warfare. It’s also associated with love and passion. In history, it’s been associated with both the Devil and Cupid. Red can actually have a physical effect on people, raising blood pressure and respiration rates. It’s been shown to enhance human metabolism, too.

Red can be associated with anger, but is also associated with importance (think of the red carpet at awards shows and celebrity events). Red also indicates danger (the reason stop lights and signs are red, and that most warning labels are red).

Outside the western world, red has different associations. For example, in China, red is the color of prosperity and happiness. It can also be used to attract good luck. In other eastern cultures, red is worn by brides on their wedding days. In South Africa, however, red is the color of mourning. Red is also associated with communism. Red has become the color associated with AIDS awareness in Africa due to the popularity of the [RED] campaign.

In design, red can be a powerful accent color. It can have an overwhelming effect if it’s used too much in designs, especially in its purest form. It’s a great color to use when power or passion want to be portrayed in the design. Red can be very versatile, though, with brighter versions being more energetic and darker shades being more powerful and elegant.

Examples



The dark shades of red in this design give a powerful and elegant feel to the site.



The true red accents stand out against the dark black background, and give a powerful and high-end feeling to the site.



The very bright red accents on this site give a sense of energy and movement.



The dark red on this site, because it’s combined with grunge elements, seems more like the color of blood.



Dark red, when combined with white and gray, gives a very elegant and professional impression.
ORANGE (SECONDARY COLOR)



Orange is a very vibrant and energetic color. In its muted forms, it can be associated with the earth and with autumn. Because of its association with the changing seasons, orange can represent change and movement in general.

Because orange is associated with the fruit of the same name, it can be associated with health and vitality. In designs, orange commands attention without being as overpowering as red. It’s often considered more friendly and inviting, and less in-your-face.

Examples



The bright orange box draws attention to its contents, even with the other bright red elements on the page.



Orange is used here in its most obvious incarnation, to represent fire.



The dark orange, when set against the lime green, almost acts as a neutral and grounding color here.



Orange is used here to give a friendly and inviting impression.



The orange accents here add a lot of visual interest and bring attention to the call to action.
YELLOW (PRIMARY COLOR)



Yellow is often considered the brightest and most energizing of the warm colors. It’s associated with happiness and sunshine. Yellow can also be associated with deceit and cowardice, though (calling someone yellow is calling them a coward).

Yellow is also associated with hope, as can be seen in some countries when yellow ribbons are displayed by families who have loved ones at war. Yellow is also associated with danger, though not as strongly as red.

In some countries, yellow has very different connotations. In Egypt, for example, yellow is for mourning. In Japan, it represents courage, and in India it’s a color for merchants.

In your designs, bright yellow can lend a sense of happiness and cheerfulness. Softer yellows are commonly used as a gender-neutral color for babies (rather than blue or pink) and young children. Light yellows also give a more calm feeling of happiness than bright yellows. Dark yellows and gold-hued yellows can sometimes look antique and be used in designs where a sense of permanence is desired.

Examples



The bright yellow header and graphics used throughout this site give a sense of energy and positivity.



The light yellow is used almost as a neutral in the header here, and combined with the hand-drawn illustrations gives a very cheerful impresison.



The bright yellow accents bring attention to the most important parts of this site.



The bright yellow sunflower reminds visitors of summer on this site, and combined with the antique-yellow background, it gives a homey and established feeling.



The bright yellow header here adds a bit of extra energy to this design.
Cool Colors



Cool colors include green, blue, and purple, are often more subdued than warm colors. They are the colors of night, of water, of nature, and are usually calming, relaxing, and somewhat reserved.

Blue is the only primary color within the cool spectrum, which means the other colors are created by combining blue with a warm color (yellow for green and red for purple). Greens take on some of the attributes of yellow, and purple takes on some of the attributes of red. Use cool colors in your designs to give a sense of calm or professionalism.
GREEN (SECONDARY COLOR)



Green is a very down-to-earth color. It can represent new beginnings and growth. It also signifies renewal and abundance. Alternatively, green can also represent envy or jealousy, and a lack of experience.

Green has many of the same calming attributes that blue has, but it also incorporates some of the energy of yellow. In design, green can have a balancing and harmonizing effect, and is very stable. It’s appropriate for designs related to wealth, stability, renewal, and nature. Brighter greens are more energizing and vibrant, while olive greens are more representative of the natural world. Dark greens are the most stable and representative of affluence.

Examples



The extremely muted greens of this site give it a very down-to-earth and natural feeling.



The bright green header of this site mixed with the leaf motif gives it a very natural and vibrant feeling.



The more olive-toned green of this site gives it a natural feeling, which is very appropriate for the content.



The brighter, more retro-looking greens of this site give it a very fresh, energized feeling.



Another olive green site with a very natural feeling.
BLUE (PRIMARY COLOR)



Blue is often associated with sadness in the English language. Blue is also used extensively to represent calmness and responsibility. Light blues can be refreshing and friendly. Dark blues are more strong and reliable. Blue is also associated with peace, and has spiritual and religious connotations in many cultures and traditions (for example, the Virgin Mary is generally depicted wearing blue robes).

The meaning of blue is widely affected depending on the exact shade and hue. In design, the exact shade of blue you select will have a huge impact on how your designs are perceived. Light blues are often relaxed and calming. Bright blues can be energizing and refreshing. Dark blues are excellent for corporate sites or designs where strength and reliability are important.

Examples



The dark blues give this a feeling of reliability, while the brighter and lighter blues keep it from feeling staid.



The dark blue gives this a site a professional feeling, especially when combined with the white background. But the lighter blue accents add a bit more interest.



The bright, sky blue of this site gives it a young and hip feeling, which is emphasized by the reddish accents.



This site combines a range of blues, which gives it a refreshing feeling overall.



The light, muted blue of this site gives a very relaxed and calm impression.
PURPLE (SECONDARY COLOR)



Purple was long associated with royalty. It’s a combination of red and blue, and takes on some attributes of both. It’s associated with creativity and imagination, too.

In Thailand, purple is the color of mourning for widows. Dark purples are traditionally associated with wealth and royalty, while lighter purples (like lavendar) are considered more romantic.

In design, dark purples can give a sense wealth and luxury. Light purples are softer and are associated with spring and romance.



The dark shade used here evokes the royal heritage of purple, which is very appropriate for the Asprey luxury goods brand.



The light and medium purples here work well to convey a sense of creativity.



The brighter, more reddish purple of this site gives it both a rich and energetic look.



The dark purple background here adds to the creative feeling of the overall site.



The dark purple accents on this site give a sense of luxury and refinement.
Neutrals



Neutral colors often serve as the backdrop in design. They’re commonly combined with brighter accent colors. But they can also be used on their own in designs, and can create very sophisticated layouts. The meanings and impressions of neutral colors are much more affected by the colors that surround them than are warm and cool colors.
BLACK



Black is the strongest of the neutral colors. On the positive side, it’s commonly associated with power, elegance, and formality. On the negative side, it can be associated with evil, death, and mystery. Black is the traditional color of mourning in many Western countries. It’s also associated with rebellion in some cultures, and is associated with Halloween and the occult.

Black is commonly used in edgier designs, as well as in very elegant designs. It can be either conservative or modern, traditional or unconventional, depending on the colors it’s combined with. In design, black is commonly used for typography and other functional parts, because of it’s neutrality. Black can make it easier to convey a sense of sophistication and mystery in a design.

Examples



The black accents, mixed with the brighter colors and very dark brown background add an edgier look to the overall design.



Black, when mixed with icy blues, looks colder.



The black here, mixed with dark grays and lime green, and an overall grungy theme, adds to the edginess of the design.



The black accents here add an extra layer of sophistication and modernity to the site.



The strong black accents on this site add to the overall sophistication of the design.
WHITE



White is at the opposite end of the spectrum from black, but like black, it can work well with just about any other color. White is often associated with purity, cleanliness, and virtue. In the West, white is commonly worn by brides on their wedding day. It’s also associated with the health care industry, especially with doctors, nurses and dentists. White is associated with goodness, and angels are often depicted in white.

In design, white is generally considered a neutral backdrop that lets other colors in a design have a larger voice. It can help to convey cleanliness and simplicity, though, and is popular in minimalist designs. White in designs can also portray either winter or summer, depending on the other design motifs and colors that surround it.

Examples



The white on the Fuelhaus site is used to contrast against the electric blue.



White backgrounds are very popular on minimalistic sites, and provide great contrast to black typography.



Here, white is used as an accent color, which lightens the overall effect of the site.



White combined with gray gives a soft and clean feeling to this design.



Again, white used as a background lightens the whole design.
GRAY



Gray is a neutral color, generally considered on the cool end of the color spectrum. It can sometimes be considered moody or depressing. Light grays can be used in place of white in some designs, and dark grays can be used in place of black.

Gray is generally conservative and formal, but can also be modern. It is sometimes considered a color of mourning. It’s commonly used in corporate designs, where formality and professionalism are key. It can be a very sophisticated color. Pure grays are shades of black, though other grays may have blue or brown hues mixed in. In design, gray backgrounds are very common, as is gray typography.

Examples



Light gray gives a very subdued and quiet feeling to this design.



The light gray background here adds to the modern feeling created by the typography.



The cooler gray on this site gives a modern, sophisticated feel to the site.



The dark gray backround and lighter gray typography lend a decidedly modern look to this design.



The wide spectrum of gray shades used in this design combine to give a sophisticated and professional look to the site.
BROWN



Brown is associated with the earth, wood, and stone. It’s a completely natural color and a warm neutral. Brown can be associated with dependability and reliability, with steadfastness, and with earthiness. It can also be considered dull.

In design, brown is commonly used as a background color. It’s also seen in wood textures and sometimes in stone textures. It helps bring a feeling of warmth and wholesomeness to designs. It’s sometimes used in its darkest forms as a replacement for black, either in backgrounds or typography.

Examples



The grayish-brown here lends a sense of responsibility and dependability.



The orangish-brown here gives a very earthy and dependable feeling.



The dark brown used in the background here lends an earthy and steadfast look to the overall layout, and lets the brigher colors in the design really get to stand out.



Woodgrain is a popular use of brown, and in this case the warm brown adds some friendliness to an otherwise minimalist site.



The grayish-brown background here lends a feeling of stability and down-to-earthness.
BEIGE AND TAN



Beige is somewhat unique in the color spectrum, as it can take on cool or warm tones depending on the colors surrounding it. It has the warmth of brown and the coolness of white, and, like brown, is sometimes seen as dull. It’s a conservative color in most instances, and is usually reserved for backgrounds. It can also symbolize piety.

Beige in design is generally used in backgrounds, and is commonly seen in backgrounds with a paper texture. It will take on the characteristics of colors around it, meaning it has little effect in itself on the final impression a design gives when used with other colors.

Examples



The light tan background here feels young and fresh because of the bright colors around it.



The light tan background here lends a more conservative and elegant feeling to the overall design.



The yellowish tan background is made even warmer by the orange and brown accents throughout this site’s design.



Tan is popularly used as a paper-bag texture, and in its more grayish form as a concrete or stone texture.



The beige header background and other accents on the site lend a refined and traditional feeling to the overall design.
CREAM AND IVORY



Ivory and cream are sophisticated colors, with some of the warmth of brown and a lot of the coolness of white. They’re generally quiet, and can often evoke a sense of history. Ivory is a calm color, with some of the pureness associated with white, though it’s a bit warmer.

In design, ivory can lend a sense of elegance and calm to a site. When combined with earthy colors like peach or brown, it can take on an earthy quality. It can also be used to lighten darker colors, without the stark contrast of using white.

Examples



The ivory background here has a warm quality that’s tempered by some of the cooler colors on the site.



The grayish-cream background here is made warmer by the orangish-brown accents.



The cream background adds a sense of understated elegance this site would otherwise be lacking.



The cream background here reinforces the antique theme that runs throughout the design’s graphics.



The ivory combined with other light colors and jewely tones makes this site have a very elegant overall appearance.
In Brief…

While the information contained here might seem just a bit overwhelming, color theory is as much about the feeling a particular shade evokes than anything else. But here’s a quick reference guide for the common meanings of the colors discussed above:
Red: Passion, Love, Anger
Orange: Energy, Happiness, Vitality
Yellow: Happiness, Hope, Deceit
Green: New Beginnings, Abundance, Nature
Blue: Calm, Responsible, Sadness
Purple: Creativity, Royalty, Wealth
Black: Mystery, Elegance, Evil
Gray: Moody, Conservative, Formality
White: Purity, Cleanliness, Virtue
Brown: Nature, Wholesomeness, Dependability
Tan or Beige: Conservative, Piety, Dull
Cream or Ivory: Calm, Elegant, Purity
Further Resources
Color Meanings
A very thorough guide from About.com on color meanings.
Color Wheel Pro: Color Meaning
Another excellent guide to color meanings.
Color
Wikipedia’s entry on color.


http://www.smashingmagazine.com/2010/01/28/color-theory-for-designers-part-1-the-meaning-of-color/