“Apakah bisa jadi Freelancer tanpa skill apapun? Adakah trik walau tanpa skill tetap bisa menghasilkan dari job freelancer?”
Ini adalah salah satu pertanyaan yang saya dapat minggu ini.
Memang, ketiadaan skill kadang merupakan
hambatan seseorang menjadi Freelancer. Tetapi selama kita yakin banyak
jalan menuju Amsterdam, pasti ada cara untuk mengatasinya.
Untuk menjawab pertanyaan di atas, saya akan mengambil perumpamaan dalam dunia bisnis.
Misalkan Anda akan berbisnis Handphone.
Hal pertama yang harus Anda lakukan
adalah membeli Handphone untuk kemudian dijual kembali (kulakan). Tentu
saja Anda tidak perlu membeli ratusan Handphone sebagai syarat untuk
memulai berjualan. Anda bisa memulai dengan bermodalkan 1 buah HP.
Setelah anda punya HP maka langkah selanjutnya adalah mempromosikan dagangan Anda.
Kalau Anda memutuskan membuka kios HP di
rumah, Anda harus promosi ke teman-teman, saudara, atau kenalan tentang
bisnis baru Anda. Mungkin Anda akan membutuhkan iklan, flyer, baliho
dan lain-lain sebagai media promosi.
Anda bisa juga menyewa kios di pusat perdagangan atau menyewa tempat dimana banyak orang mencari HP
Perumpamaan di atas bisa kita terapkan dalam dunia Freelance.
Saya rasa ada dua hal penting yang harus dimiliki oleh seorang Freelancer yaitu:
- Memiliki skill untuk dijual
- Bisa mengkomunikasikan skill yang dimilikinya
Untuk memiliki skill, anda butuh modal.
Modal bisa berupa uang dan (atau) waktu. Uang digunakan untuk membayar
training, membeli buku, kursus, membayar mentor yang bisa menuntun Anda
dll. Modal waktu dibutuhkan untuk proses pembelajaran agar skill
tersebut bisa meresap. Jika Anda punya uang, maka waktu yang Anda
butuhkan bisa relatif lebih singkat karena ada yang menuntun
(buku,video,tutor,mentor). Jika tidak punya uang, Anda bisa belajar
secara otodidak via internet.
Skill ini harus terus di update. Anda
harus mau menyisihkan modal untuk mengupdate nya. Jika tidak, ini sama
seperti punya toko HP tetapi ketika barang dagangan habis terjual Anda
tidak kulakan lagi. Atau HP yang anda miliki sudah ketinggalan jaman,
tidak ada orang lagi yang mau beli. Dalam kondisi seperti ini Anda harus
belanja barang-barang baru yang bisa mengikuti trend saat ini.
Jika seorang Freelancer tidak mau mengupdate skill, resikonya dia akan “out of business”.
Memang ada pekerjaan-pekerjaan yang
relatif tidak membutuhkan skill seperti Data Entry. Tetapi sifat
pekerjaan low skill adalah bayarannya kecil, dan saingannya banyak
(karena hampir semua orang bisa melakukannya).
Akan lebih baik jika Anda “kulakan”
skill yang bagus dan banyak yang membutuhkan, sehingga Anda bisa
menjualnya kembali dengan harga yang bagus.
Prinsip kedua adalah mampu mengkomunikasikan skill yang dimiliki.
Memiliki skill tidak semerta-merta
membuat Client menghire Anda. Sama seperti punya toko HP di rumah tidak
semerta-merta membuat pembeli datang. Dengan kemampuan mengkomunikasikan
apa yang Anda miliki, maka penjualan pasti akan lebih tinggi lagi.
Hal ini yang kadang sering dilupakan oleh para Freelancer.
Ada beberapa pembaca buku Panduan Praktis Jadi Freelancer di Odesk untuk Pemula yang
skillnya bagus, tetapi belum pernah di hire di marketplace Freelance
seperti oDesk atau Elance. Hal ini dikarenakan kurangnya kemampuan
mengkomunikasikan skill yang dimiliki lewat Bidding Proposal.
Komunikasi pada dasarnya adalah seni
mendengar. Untuk bisa menulis proposal bidding yang baik Anda harus bisa
“mendengar” kebutuhan Client dalam sebuah Job Description. Hanya
setelah Anda mengetahui kebutuhan dasarnya, maka Anda bisa menawarkan
sesuatu yang tepat untuk Client.
Pada banyak kesempatan saya sering
mengamati bahwa Client lebih memilih menghire Freelancer yang skill nya
cukup namun komunikatif daripada Freelancer yang punya skill dewa tetapi
tidak komunikatif.
Nah, kembali pada pertanyaan awal di tulisan ini.
“Apakah bisa jadi Freelancer tanpa skill?”
Saya lebih memilih untuk menjawabnya dengan mengubah pertanyaannya menjadi:
“Apa yang bisa saya lakukan untuk menjadi seorang Freelancer yang hebat?”
- Miliki sebuah skill.
- Belajar untuk mengkomunikasikan skill yang dimiliki.
Kuncinya disini adalah belajar sambil
praktek. Anda tidak harus memiliki ratusan HP untuk bisa membuka toko
HP. Anda bisa mulai dengan 1 buah HP dan kemudian menggunakan keuntungan
yang di dapat untuk membeli HP-HP baru.
Sebenarnya ada trik jika Anda tidak
punya skill, yaitu berpartner dengan orang yang punya skill. Tapi saya
rasa team yang hebat terdiri dari orang-orang yang punya skill hebat dan
saling melengkapi. Kalau Anda mau mengajak orang yang punya programming
skill untuk menjadi partner Anda, maka Anda harus punya skill lain yang
melengkapi skill nya. Mungkin skill marketing, mungkin skill graphic
design, skill copy writing atau yang lain. Kalau Anda punya skill
marketing tingkat internasional, partner Anda juga harus punya skill
programming yang hebat. Jika tidak maka bisa jadi partnership Anda tidak
akan berumur panjang.
So, how do you think?
http://awanrimbawan.com/apakah-bisa-jadi-freelancer-tanpa-skill/#more-304
0 komentar: (+add yours?)
Posting Komentar